Sabtu, 18 April 2015

KTI THYFOID

                                                                         BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Derajat kesehatan yang optimal yang memungkinkan setiap orang dapat mencapainya, baik secara sosial dan ekonomi dimulai dari kesehatan individu dengan meningkatkan perilaku hidup sehat. Menurut WHO faktor utama untuk mencapai derajat kesehatan adalah gaya hidup.
Peran dan fungsi dari profesi keperawatan akan semakin diharapkan untuk dapat berperan dalam mewujudkan paradigma sehat, yang merupakan salah satu strategi dalam memajukan “Indonesia sehat 2015” yang telah dirancangkan oleh Departemen Kesehatan RI. Perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya kesehatan umum.
Upaya tersebut perlu adanya penekanan yang lebih spesifik dalam melaksanakan asuhan keperawatan di lapangan, diantaranya pasien dengan gangguan sistem pencernaan, khususnya penyakit Thypoid.
Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan tahun 2009, 10 penyakit
terbanyak seperti terdapat pada tabel


1
 

Tabel 1.1
10 penyakit terbanyak
di Indonesia
N0
Daftar dafulasi dasar
Kasus
Total kasus
Meninggal
CFR
%
 L
P
1
Diare gastroen
teritis oleh pe
nyebab infeksi
tertentu
(kolitis infeksi)
74.161
96.535
143.696
1.747
1,22
2
DBD
60.705
60.629
121.334
898
0,74
3
Thypoid dan
parathypoid
39.705
41.588
80.850
1.013
1,25
4
Demam yang
penyebabnya tidak
di ketahui
24.957
24.245
49.200
462
0,94
5
Dispepsia
18.807
28.497
47.304
520
1,1
6
Hipertensi esensial (primer)
15.533
21.144
36.677
935
2,55
7
ISPA
19.115
16.933
36.048
162
0,95
8
Pneumonia
19.170
16.477
35.647
2.365
6,63
9
Apendik
18.920
16.183
30.703
234
0,76
10
Gastritis dan
duodenitis
12.758
13.396
30.154
235
0,78

Berdasarkan data yang di peroleh dari Rekam Medik Rs. Guntur Garut, angka kesakitan pada pasien Thypoid dengan persentase dari periode Januari sampai dengan Novermber di peroleh jumlah 27 dan menduduki peringkat ke 5 dari 10 penyakit terbanyak (tabel 1.2).
Tabel 1.2
Penyakit Thypoid di ruang bangsal pria
RS. Guntur Garut periode Januari-November 2011
No
Nama penyakit
Jumlah
 1
Febris
58
2
Stroke
48
3
Gastroentritis
48
4
CHF
44
5
Thypoid
27
6
Gasteritis
22
7
Dispepsia
21
8
TB
21
9
DHF
13
10
Hepatitis
10

            Melihat cukup tingginya prevalensi kasus thypoid dan lamanya perawatan yaitu 7 hari, maka penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN PENGATURAN SUHU TUBUH : THYPOID DI RUANG TULIP 1 (BANGSAL PRIA) RS GUNTUR GARUT

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan pengaturan suhu tubuh akibat dari infeksi salmonella thypi secara langsung dan komprehensif, meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
a)      Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan pengaturan suhu tubuh akibat infeksi salmonella thypi.
b)      Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. M dari mulai pengkajian sampai evaluasi.
c)      Mampu membuat rencana keperawatan sampai dengan evaluasi kepada Tn M dengan gangguan pengaturan suhu tubuh akibat dari infeksi salmonella thypi.
d)     Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada Tn.M dengan gangguan pengaturan suhu tubuh akibat infeksi salmonella thypi mulai dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi.

C.    Metode Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi kasus. Teknik pengambilan data pada kasus dengan mengobservasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi.

D.    Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibagi dalam 4 BAB yang terdiri dari :
BAB I, Membahas mengenai latar belakang penulisan, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan;BAB II       membahas mengenai Tinjauan Teoritis, Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan;BAB III Membahas mengenai pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi, Evaluasi dan kesenjangan antara teori dengan realita di lapangan, mulai dari Tahap Pengkajian sampai Evaluasi;BAB IV Membahas mengenai Asuhan Keperawatan yang dilakukan  pada Tn. M dengan gangguan sistem pengaturan suhu tubuh : thypoid dari mulai pengkajian sampai evaluasi tindakan yang dilakukan;BAB V Bab ini berisikan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan dan formulasi saran atau rekomendasi yang operasional terhadap masalah yang ditemukan.





BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.    PENGERTIAN
Demam thypoid merupakan infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella thypi, atau sejenis yang virulensinya lebih rendah yaitu salmonalla parathypi yang masuk kesistem pencernaan melalui makanan maupun miniman yang terkontaminasi.
Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang di sebabkan oleh infeksi atau baktteri salmonella thypi.organisme ini masuk melalui makanan dan miniman yang sudah terkontaminasi oleh feces atau urine, dari orang yang sudah terinfeksi kuman salmonella thypi.(Burner dan sudart, 1994)
Thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella parathypi A,B,C (Syaifullah Noer, 1996)

B.     ETIOLOGI
Salmonella thypi (A,B,C) ada dua sumber penularan, salmonella thypi yaitu
-          Pasien dengan demam thypoid
-          Pasien dengan carier
6

Carier adalah orang yang sudah sembuh dari demam thypoid dan masih terus menerus menyekresi salmonella thypi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 (satu) tahun.
C.     PATOFISIOLOGI
Salmonella thypi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan dengan berbagai cara yaitu 5f:  Food (makanan), Finger (jari), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan feces.
panas
Terjadi Peradangan
Mulut
Lambung
Kurangnya intake
Usus halus
Mukosa usus
Terjadi Peradangan

HCL  meningkat
Mual muntah
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Gangguan pengaturan suhu tubuh
Tubuh melepas zat patogen
hipotalamus
hipertermi
Kewaspadaan meningkat
Gangguan rasa aman cemas
Syok hipopolemik
 











Gangguan pola istirahat tidur
p


Lalat → Makanan → Manusia yang sehat → Mulut → kuman salmonella thypi masuk kelambung → sebagian kuman musnah oleh asam lambung → sebagian lagi masuk ke usus halus → Distal → pembuluh darah sel-sel retikulondetelial di usus → sel retikulondetalial melepaskan kuman → sirkulasi darah → bakterimia → limpa dan usus halus → kandung empedu
D.    TANDA DAN GEJALA
Masa tunas 7-14 hari selama inkubasi ditemukan gejala prodnormal (gejala awal tumbuhnya penyakit atau gejala yang tidak khas)


-          Tidak enak badan
-          Lesu
-          Sakit kepala
-          Pusing
-          Diare
-          Anorexsia
-          Nyeri otot


-          Menyusul gejala klinis lainnya
1.      Demam
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama pada sore dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, anorexsia, nyeri kepala, pusing, epitaksis, konstipasi atau diare dan perasaan tidak enak perut.

2.      Gangguan pada saluran pencernaan
·         Lidah kotor (ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor).
·         Hati dan limpa membesar (hepatomegali)
·         Terdapat konstifasi atau diare
3.      Gangguan kesadaran
Umunya kesadaran pasien menurun walaupun tidak seberapa berat, yaitu apatis sampai somnolen.

E.     ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan beurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk tubuh, saluran pencernaan terdiri atas
1.      Mulut
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan, terbentuk beberapa rongga yang terdiri dari


-Bibir
-Gigi
-Lidah
-Palatum keras
-Palatum lunak
-tonsil
-uvula



2.      Faring
Terletak dibelakang hidung, mulut dan laring (tenggorokan) panjang paring kira-kira 7cm dan dibagi menjadi 3 bagian yaitu
-Nasofaring
-Osofaring
-Laringofaring


3.      Usofagus
Usofagus adalah sebuah tabung yang panjangnya 20cm-25cm diatas dimulai dari faring sampai pintu masuk lambung
4.      Lambung
Lambung adalah salah satu organ dalam sistem pencernaan yaitu dimana makanan diproses dan dibantu oleh enzim-enzim di dalamnya
5.      Usus halus
Usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan yang terletak diantara lambung dan usus besar. Dinding usus halus kaya akan pembuluh darah yang mengangkat zat-zat yang diserap kehati melalui vena. Dinding usus melepaskan lendir yang melumasi isi usus dan air yang membantu melakukan pecahan pecahan makanan yang disaring.
6.      Usus besar
Sambungan dari usus halus. Kolon ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
-menyerap air dan makanan
-tempat tinggal bakteri colly
-tempat feces
7.      Rectum
Rektum adalah lubang atau saluran dimana feces keluar.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1



1.      Kelenjar ludah
  1. Parotis
  2. Submandibularis (bawah rahang)
  3. Sublingualis (bawah lidah)
  4. Rongga mulut
  5. Amandel
  6. Lidah
  7. Eusofagus
  8. Pankreas
  9. Lambung
  10. Saluran pankreas
  11. Hati
  12. Kantung empedu
  13. duodenum
  14. Saluran empedu
  15. Kolon
  16. Kolon transversum
  17. Kolon ascenden
  18. Kolon descenden
  19. Ileum
  20. Sekum
Gambar 1.1
Sistem pencernaanan

F.     PENATALAKSANAAN
1.      Perawatan
a.       Pasien di istirahatkan 7 hari sampai demam turun atau sampai 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus
b.      Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, tranfusi bila terjadi komplikasi perdarahan.
2.      Diet
a.       Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein
b.      Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring
c.       Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari
d.      Dilanjutkan dengan nasi tim kemudian nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari
3.      Pengobatan


a.       Paracetamol
b.      Cepotaxime
c.       Golmunplus
d.      Klorampenikol
e.       Ranitidine



G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
1.      Uji widal
Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan thypoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasi. Tujuannya untuk menentukan aglutinin dalam serum klien yang di sangka menderita thypoid tipe O dan H > 1/160
2.      Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Pemreriksaan penunjang untuk pemeriksaan hati yang terkontaminasi oleh bakteri salmonella thypi sebab apabila panas sering menigkat tapi dapat kembali normal setelah sembuhnya thypoid.
H.    PENCEGAHAN
1.      Usaha terhadap lingkungan hidup
a.       Penyediaan air minum yang memenuhi kriteria air yang boleh di minum
b.      Pembuangan kotoran manusia (BAB dan BAK) yang hygiene
c.       Pemberantasan lalat
d.      Pengawasan terhadap rumah-rumah dan penjual makanan
2.      Usaha terhadap manusia
a.       Pendidikan kesehatan pada masyarakat


I.       PENDEKATAN PROSES KEPERAWATAN
Menurut A.Aziz Alimul Hidayat dalam buku pengantar dokumentasi proses keperawatan (2000:9). Proses keperawatan adalah suatu modalitas pemecahan masalah yang didasari oleh metode ilmiah, yang memerlukan pemeriksaan secara sistematis serta identifikasi masalah dengan perkembangan strategi untuk memberikan hasil yang diinginkan dan sebagai salah satu alat bagi perawat untuk memecahkan masalah pada pasien.
Tahapan dalam proses keperawatan dimulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang saling berkaitan dan berkesinambungan.

1.      Pengkajian
a)      Pengumpulan data
(1)   Biodata klien dan penanggung jawab
Biodata klien dengan gangguan sistem pencernaan:thypoid meliputi: nama,umur, jenis kelamin, alamat, status, suku bangsa, agama,  pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no RM, sedangkan biodata penanggung jawab pada klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, hubungan dengan klien.




(2)   Riwayat Kesehatan
a.      Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan dan paling menonjol oleh klien pada saat dilakukan pengkajian dengan gangguan sistem pengaturan suhu tubuh:thypoid.
b.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang merupakan gabungan atau penjabaran dari keluhan utama yang di rasakan pda saat dikaji dengan pendekatan “PQRST” dimana:
P   :      Propokatif dan paliatif yaitu faktor yang memperberat dan memperingan.
Q   :     Quality yaitu kualitas masalah yang dihadapi apakah berat, sedang atau ringan.
R   :     Region atau area dimana gejala terasa dan daerah terkena.
S   :      Sigen yaitu skala keparahan.
T   :      Time yaitu waktu atau durasi gejala yang di rasakan
Klien dengan thypoid biasanya mengeluh Demam, mual disertai muntah dan nafsu makan berkurang.
c.       Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada riwayat kesehatan dahulu yaitu menggali tentang riwayat penyakit yang pernah diderita klien yang mungkin faktor pencetus atau dampak dari penyakit klien. Pada klien thypoid perlu dikaji tentang riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah mengalami penyakit yang lebih parah sebelumnya dari ini dan apakah klien mempunyai penyakit yang menular.
d.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Faktor genetik bisa berperan dalam suatu penyakit. Apakah di keluarga klien ada yang mengalami penyakit seperti klien dan apakah keluarga klien memiliki penyakit menular.
(3)   Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bisa dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
1.      Keadaan umum
Keadaan ini kita dapat mengetahui keadaan klien sacara umum, apakah klien sakit ringan, sedang, dan biasanya, klien dengan thypoid ditemukan kesadaran compos mentis sampai koma.
2.      Tanda-tanda vital
Pemeriksaan tanda-tanda vital yang dikaji adalah tekanan darah, nadi, suhu, respirasi. Gangguan sistem pengaturan suhu tubuh: thypoid akibat dari infeksi salmonella thypi pada sistem pencernaan yang biasanya akan terjadi
-Tekanan darah: dapat terjadi hipotensi atau hipertensi
-Puls                : dapat terjadi takikardia
-Respirasi        : dapat terjadi dispne
-Suhu               : apabila terjadi infeksi dapat mengakibatkan peningkatan
  suhu tubuh

3.      Integumen
pada daerah integumen kita dapat mengetahui keadaan dan kebersihan klien secara umum di daerah rambut dan kulit kepala, kulit dan kuku
4.      Kepala
Pada daerah kepala kita dapat mengetahui keadaan daerah kepala
5.      Mata
Pada daerah mata kita dapat mengetahui keadaan, fungsi penglihatan, reflek pupil, kebersihan dan kesimetrisan
6.      Telinga
Pada daerah telinga kita dapat mengetahui keadaan, fungsi pendengaran serta kesimetrisan
7.      Hidung
Pada daerah hidung kita dapat mengetahui keadaan, fungsi penciuman dan frekuensi nafas.
8.      Mulut
Pada daerah mulut ini kita dapat mengetahui keadaan, fungsi pengecap, jumlah gigi, warna lidah, dan kesimetrisan.
9.      Leher
Pada daerah leher kita dapat mengetahui keadaan, apakah adanya peninggian JVP,  pembesaran KGB,  reflek menelan serta kebersihan.

10.  Dada
Pada daerah dada kita dapat mengetahui keadaan, kesimetrisan, bunyi jantung, bunyi paru, serta pola nafas.
11.  Abdomen
Pada daerah abdomen kita dapat mengetahi keadaan, bentuk, tekstur, kebersihan, serta bising usus.
12.  Ekstremitas
a.      Ekstremitas atas
Pada daerah ekstremitas atas kita dapat mengetahui keadaan, bentuk, kesimetrisan, kebersihan, serta pergerakan.
b.      Ekstremitas bawah
Pada daerah ekstremitas bawah kita dapat mengetahui keadaan, bentuk, kesimetrisan, kebersihan, serta pergerakan.
13.  Genetalia
Pada daerah genital kita dapat mengetahui keadaan, kebersihan, bau serta apakah adanya kelainan di daerah genitalia.

2.      Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan sistem pengaturan suhu tubuh : Thypoid
1)      Gangguan pengaturan suhu tubuh sehubungan dengan adanya infeksi salmonella thypi.
2)      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan intake yang kurang dari kebutuhan tubuh.
3)      Gangguan rasa aman cemas sehubungan dengan adanya ketidaktahuan klien tentang penyakitnya.
4)      Gangguan pola istirahat tidur sehubungan dengan adanya panas.
Sedangkan diagnosa yang tidak muncul adalah sebagai berikut :
1)      Ganggua pola aktivitas sehari-hari sehubungan dengan klien bisa beraktivitas dengan baik tanpa ada gangguan.
2)      Ganggua personal hygine sehubungan dengan ti gangguan dan kelainan pada klien.
3.      Perencanaan
Perencanaan pada klien dengan gangguan pengaturan suhu tubuh akibat thypoid adalah sebagai berikut :
1)      Ganggua pengaturan suhu tubuh akibat terjadinya proses infeksi dapat teratasi atau suhu tubuh kembali  normal denganmemberikan therapy dan kompres hangat.
2)      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi akibat adanya rasa mual dapat teratasi atau mual hilang dangan memberikan therapy sesuai advis dokter
3)      Gangguan rasa aman cemas akibat kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya, sehingga rasa cemas klien berkurang dan klien jadi tahu tentang penyakitnya dan tidak khawatir lagi.
4)      Gangguan pola istirahat tidur sehubungan dengan adanya panas, tidur klien menjadi nyenyak dan dapat tidur sesuai kebutuhan.

4.      Pelaksanaan
Pelaksanaan pada klien dengan gangguan sistem pengaturan suhu tubuh : thypoid adalah sebagai berikut :
1) Membantu persiapan dalam pemberian teraphy sesuai dengan advis dokte,r supaya panas dan rasa ingin mual dan muntah hilang.
2) Memberika kompres hangat kepada klien dengan suhu  ± 32° C diharaapkan panas      dapat turun dan kembali normal.
3) Menganjurkan kepada klien untuk minum air hangat sebelum makan, diharapkan dapat menetralkan asam lambung yang meningkat.
4) Memberikan penjelasan kepada klien tentang penyakitnya supaya klien tahu tentang penyakitnya dan keadaannya dan rasa khawatir tentang kesembuhannya hilang.
5) Menganjurkan kepada keluarga klien dan klien agar selalu membereskan tempat tidur klien agar klien nyaman untuk tidur.
5.      Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan, dimana dalam tahap ini penulis dapat mengevaluasi asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn . M selama 4 hari, dari tanggal 05 sampai 08 November 2011.
            masalah keperawatan yang mencatat klien dapat diatasi adalah sebagai berikut :
1)      Gangguan pengaturan suhu tubuh
2)      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3)      Gangguan rasa aman cemas
4)      Gangguan pola istirahat tidur














BAB III
TINJAUAN KASUS
A.    Tinjauan Kasus
1.      Pengkajian
a.      Biodata klien
Nama                           : Tn. M
Umur                           : 21 tahun
Jenis Kelamin              : Laki-laki
Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan                     : TNI-AD
Status                          : Belum kawin
Agama                         : Islam
Suku Bangsa               : Jawa, Indonesia
No RM                        :14519
Tanggal masuk            :04 November 2011
Tanggal pengkajian     :05 November 2011
Alamat                                    : Asrama militer yonip 303 Cibuluh, cisurupan Garut

b.      Biodata Penanggung Jawab
Nama                                       : Tn. A
Umur                                       : 26 Tahun
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
22
Pendidikan                              : SMK
Pekerjaan                                 : TNI-AD
Agama                                     : Islam
Alamat                                                : Asrama militer yonip 303 Cibuluh,cisurupan
Garut
Hubungan Dengan Klien        : Saudara

2.      Riwayat kesehatan
a.      Keluhan Utama
Klien mengeluh badan terasa panas.
b.      Riwayat kesehatan sekarang
Menurut penuturan klien, dua hari sebelum masuk RS Guntur pada tanggal 02-11-11 klien mengeluh badannya panas terus menerus dan nafsu makan berkurang, jika klien makan dan minum ada rasa mual terkadang muntah dan pada pukul 08:45 WIB tanggal 04 November 2011 saudara laki-laki klien membawa klien ke RS Guntur. Pada saat pengkajian tanggal 05 November 2011 klien mengeluh badan terasa panas, panas dirasakan klien seolah-olah ada di dalam air mendidih dan mual. Klien mengatakan, panas meningkat ketika menjelang sore dan malam hari dan menurun pada siang hari dan panas dirasakan klien menyebar keseluruh tubuh.
c.       Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengidap penyakit seperti ini sebelumnya hanya plu biasa biasa, pilek, batuk, meriang dan bisa sembuh setelah minum obat dari apotek atau warung, klien juga tidak memiliki penyakit keturunan maupun penyakit yang menular.
d.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut penuturan saudara klien, pernah ada keluarga klien yang dirawat sebelumnya, yakni ayah klien dengan gangguan sistem pencernaan, selain itu anggota keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular ataupun turunan.
B.     Pemeriksaan Fisik
Tanggal 05 november 2011
a.      Keadaan Umum
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Penampilan            : Lemah dan Pucat
Nilai GCS             : GCS 15
Eye            : 4 (dapat membuka secara spontan)
Motorik     : 6 (mampu mengikuti perintah)
Verbal       : 5 (bisa bicara,orientasi ling,baik)
TB                         : 170 cm
BB                         : 54 kg
b.  TTV
T                            : 110/80 mmHg
P                            : 84x/ menit
R                           : 20x/ menit
S                            : 39,1°C
c.       Integumen
1.      Rambut
Warna              : hitam
Tekstur            : halus
Penyebaran      : rambut tampak merata di seluruh kepala
Kebersihan      : tidak tampak adanya kotoran
2.      Kulit kepala
Pedikulosis      : tidak tampak adanya pedikulosis
Lesi                 : tidak tampak lesi
Kebersihan      : tidak tampak adanya kotoran di kulit kepala
3.      Kuku
Warna dasar    : transparan
Tekstur            : halus
Bentuk                        : cembung
Kebersihan      : tidak tampak adanya kotoran menempel
Sianosis           : tidak ada sianosis
CRT                : normal, terbukti pada saat kuku di tekan kembali dalam waktu 2  
  detik
4.      Kulit
Warna              : sawo matang
Tekstur            : halus
Kelembaban    : lembab
Turgor             : baik, terbukti pada saat di cubit dapat kembali dalam waktu 2
  detik
Lesi                 : tidak adanya lesi
5.      Kepala
Posisi               : simetris, terhadap garis tengah tubuh
Kondisi           : baik, tidak adanya lesi
Kebersihan      : tidak adanya kotoran menempel
Warna wajah   : sawo matang
6.      Mata
Posisi bola mata          : simetris antara bola mata kiri dan bola mata kanan
Konjungtiva                : anemis
Sclera                          : tampak kemerahan
Gerakan bola mata      :baik, terbukti pada saat pengkajian bola mata dapat di
gerakan
Fungsi penglihatan      : baik, klien bisa membaca papan nama klien pada jarak 30
cm
7.      Telinga
Kesimetrisan               : simetris, antara telinga kanan dan telinga kiri
Warna                          : sama dengan kulit sekitar
Tekstur                        : halus
Keadaan                      : tidak adanya lesi
Kebersihan                  : bersih, tidak tampak adanya kotoran menempel
Fungsi pendengaran       :baik, pada saat pengkajian klien dapat berkomunikasi dengan baik.                         
8.      Hidung
Kesimetrisan               : simetris, sejajar dengan garis tengah tubuh
Warna                          : sama dengan kulit sekitar
Tekstur                        : halus
Frekuensi napas           : 20x / menit
Kebersihan                  : tidak adanya kotoran menempel
Fungsi penciuman       : baik, ketika mata di tutup dapat membedakan bau kayu
putih dan jeruk
9.      Mulut
Kesimetrisan               : simetris, bibir berada digaris tengah hidung
Warna                          : merah muda
Warna lidah                 : warna permukaan lidah putih 
Jumlah gigi                  : 32 (lengkap)
Keadaan                      : baik, tidak tampak adanya caries gigi
Kebarsihan                  : baik, tidak tampak adanya kotoran
Fungsi pengecapan      : baik, ketika mata di tutup dapat membedakan rasa pahit
obat dan  rasa manis gula.
10.  Leher
Warna              : sama dengan kulit sekitar
JVP                 : tidak terjadi peninggian
KGB               : tidak ada pembesaran
Keadaan                      : simetris antara bahu kanan dan bahu kiri
Kebersihan      : tidak tampak  kotoran menempel
Fungsi menelan           : baik
11.  Dada
Kesimetrisan               : simetris, antara dada kanan dan dada kiri
Warna                          : sama dengan kulit sekitar
Bunyi jantung             : reguler
Bunyi paru                  : vesiculer
Kebersihaan                : tidak tampak adanya kotoran
12.  Abdomen
Bentuk                        : datar
Tekstur                        : halus
Bising usus                  : 10x / menit
Kebersihan                  : tidak tampak adanya kotoran
13.  Ekstremitas
a.      Ekstremitas atas
Bentuk : sama panjang antara tangan kanan dan tangan kiri, tangan kiri
klien terpasang infus, tangan kanan dapat digerakan ke segala arah.
b.      Ekstremitas bawah
Bentuk : sama panjang antara kaki kanan dan kaki kiri, kanan dan kiri
dapat digerakan kesegala arah.
14.  Genetalial
Menurut penuturan klien, tidak ada kelainan didaerah sekitar genital dan anus.

C.    Pola aktivitas sehari-hari
No
Jenis kegiatan
Di rumah
Di rumah sakit
1
Nutrisi
A. Makan
-          Jenis makanan

-          Frekuensi
-          Nafsu makan
-          Cara
B. Minum
-          Jenis minuman
-          Frekuensi
-          Cara



Nasi,+ lauk pauk + sayuran

3x sehari

Mandiri

Air putih + air teh + kopi
± 7-8 gelas / hari
Mandiri


Bubur + lauk pauk + sayuran
3x sehari
Kurang
Mandiri

Air putih
± 4-5 gelas/hari
Mandiri
2
Eliminasi
A.    BAB
-          Frekuensi
-          Konsistensi
-          Warna
-          Bau
B.     BAK
-          Frekuensi
-          Warna
-          Bau


1x sehari
Setengah padat
Kuning kecoklatan
Khas feces

5-6 x sehari
Kuning jernih
Khas urine


1x sehari, kadang tidak
cair
kuning kecoklatan
khas feces

5-4x sehari
Kuning jernih
Khas urine
3
Personal hygiene
-          Mandi
-          Gosok gigi
-          Ganti baju
-          Cara

2x sehari
2x sehari
2x sehari
Mandiri

1x sehari, kadang tidak
2x sehari
2x sehari
Mandiri

4
Pola istirahat
A.    Tidur malam
-          Frekuensi

-          Kualitas
B.     Tidur siang
-          Frekuensi
-          Kualitas


± 6-7 jam

Nyenyak

± 2 jam
Nyenyak


±  3-4 jam, tetapi sering terbangun
Kurang nyenyak

± 2 jam
Sering terbangun
5
Pola olahraga
-           jenis olahraga
-          Frekuensi

Lari, senam
1x sehari

_
_




D. Data psikologis, Data sosial, Data spiritual
a. Data psikologis
Klien mengatakan cemas tentang keadaan penyakitnya, tidak tahu  keadaan penyakit dan penyebab penyakitnya, sering kali klien menanyakan kemungkinan kesembuhan.
b.      Data sosial
Klien anak ke dua dari empat bersaudara, klien belum berumah tangga. Hubungan klien dengan keluarganya baik, hubungan klien di RS baik, klien dapat bersosialisasi dengan perawat dan klien lain.
c.       Data spiritual
Klien seorang pemeluk agama islam, klien menganggap bahwa dia sakit adalah sebagai cobaan dari Allah SWT.
Jenis Pemeriksaan
Hasil / satuan
Nilai Normal

·         Leukosit

·         Trombosit


·         Haematokrit
·         Widal
O = 1/320
6000 / mm³

220.000 / mm³
46,1 %
H = 1/320


200.000-500.000 / mm³
35-52 %

E.      Data penunjang
Data laboratorium






F.     Diagnosa Medis : Thypoid
Therapy
·         Infus = RL
·         Cefotaxime ( 2x /hari ) IV
·         Ranitidin  ( 2 x 1 hari ) IV
·         Paracetamol ( 2 x 1 hari ) oral
·         Golman plus 1 x 1 amp/hari

G.    Analisa Data
No
Symptom
Etiologi
Problem
1.
Ds : klien mengeluh badannya panas.
Do   :
- klien lemah
-suhu tubuh
meningkat
-daerah wajah merah
-TTV :
T : 110/80 mmhg
P : 84 x / menit
R : 20 x
S: 39,1 c
Masuknya virus salmonela thipy
Saluran pencernaan
Proses peradangan diusus
Mengganggu aktivitas hipotalamus
Panas meningkat
Gangguan pengaturan suhu tubuh (hipertermi)
Gangguan pengaturan suhu tubuh
( hipertermi)

2.
Ds : klien mengeluh
nafsu makan
berkurang.
Do : - klien lemas
-klien mual (+)
-muntah (+)
- nafsu makan
(-)
Infeksi salmonella thypi
Merangsang kontraksi lambung
HCL meningkat
Mual
Pemenuhan nutrisi terganggu
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

3.
Ds: klien mengatakan
khawatir akan
penyakitnya.
Do : -klien tampak
murung.
-Klien sering
bertanya
tentang keadaan
penyakitnya.
Kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit yang dialami
Rasa khawatir
Rangsangan ke otak
Cemas
Gangguan rasa aman cemas


Gangguan rasa aman cemas
4.
Ds: klien mengatakan
susah tidur pada
malam hari.
-klien sering
terbangun pada
malam hari.
Do : -klien lemah.        -conjungtiva             pucat.
-sklera merah.
Panas
Mengaktifkan syaraf simpatik
Meningkatkan kewaspadaan
Tidur terganggu
Gangguan pola istirahat tidur
Gangguan pola
istirahat tidur








H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH
1.      Gangguan pengaturan suhu tubuh (hipertermi) sehubungan dengan badannya terasa panas, yang di tandai dengan :
Ds : klien mengeluh badannya terasa panas
Do : - klien lemah
- suhu tubuh meningkat
- daerah wajah merah
- TANDA TANDA VITAL :
T : 110/80 mmHg
P : 84x / menit
R : 20x / menit
S : 39,1 °C
2.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan klien mengeluh nafsu makan berkurang, yang di tandai dengan :
Ds : klien mengeluh nafsu makan berkurang
Do : - klien lemahlemas
- mual (+)
- muntah (+)
- nafsu makan (-)
3.      Gangguan rasa aman cemas sehubungan dengan adanya rasa khawatir akan penyakitnya, yang di tandai dengan :
Ds : klien mengatakan khawatir akan penyakitnya
Do : - klien tampak murung
-klien sering terbangun pada malam hari
4.      Gangguan pola istirahat tidur sehubungan dengan adanya  panas, yang di tandai dengan :
Ds : - klien mengatakan susah tidur pada malam hari
-klien sering terbangun pada malam hari
Do : - klien lemah
  - conjungtiva anemis
  -sclera mata merah



Proses Keperawatan
Tanggal 05 November 2011, jam 14:43
Nama                           : Tn. M                                                                                                            No Rm                        : 14519
Umur/Jenis kelamin     : 21 thn                                                                                                            Ruang              : Tulip 1
No
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Tujuan
Intervensi
Rasionalisasi
1.
Gangguan pengaturan suhu tubuh (hipertermi) sehubungan dengan badannya terasa panas
DS:Klien mengeluh
badannya terasa
panas
DO: Klien Lemah
-Suhu tubuh
meningkat
-Daerah wajah
klien merah
-TANDA TANDA VITAL :
-T :110/80 mmHg
-P : 84x / menit
-R : 20x / menit
-S : 39,1 °C
Dalam waktu 1 x 24 jam gangguan
peningkatan suhu
tubuh dapat teratasi dengan kriteria :
-          Klien mengatakan tidak demam lagi
-          Suhu tubuh kembali normal
(36,5 °C ­ 37 °C)
-          Klien tidak demam lagi


-          Observasi TTV tiap 3 jam sekali






-          Anjurkan kepada keluarga klien untuk
memberikan kompres hangat dengan suhu ± 32 °C



-          Bantu siapkan untuk pemberian therapi obat antipiretik




-          Dengan mengkaji TTV tiap 3 jam dapat menentukan intervensi selanjutnya, dan mendeteksi secara awal tanda tanda syok

-          Dengan menganjurkan pemberian
kompres hangat
diharapkan panas dapat berpindah kealat pengompres

-          Dengan pemberian therapy dan antipiretik kepada klien di harapkan suhu tubuh klien turun dan kembali normal
5 November 2011 , pukul : 14:43 WIB
-          Mengobservasi TTV :
T : 110/90 mmHg
P : 86x / menit
R : 24x / menit
S : 38,2 °C

-          Menganjurkan
Kepada keluarga klien untuk
Memberikan kompres hangat kepada klien

-          Memberikan obat anti piretik
Sanmol
Pukul 15:00 WIB

05 november 2011
Pukul 20:00 WIB
S : klien mengatakan
demam masih ada
O : TTV
T: 110/90mmHg
P : 86x / menit
R : 24x / menit
S : 28x / menit
A: demam belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
-          Kaji TTV tiap 3 jam /hari
-          Berikan bantuan kompres hangat kepada klien dengan suhu ± 32 ° C

2.
Gangguan pemenuhan kebutuhan Nutrisi sehubungan dengan adanya rasa mual yang ditandai dengan:
DS: Klien mengeluh
nafsu makan
berkurang
DO:-Klien lemas
-Mual (+)
-Muntah (+)
Dalam waktu 1 x 24 jam gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria :
-          Gangguan fungsi lambung teratasi
-          Mual (-)
-          Muntah (-)
-          Nafsu makan (+)
-          Klien tampak segar
-          Kebutuhan nutrisi  klien terpenuhi
-          Porsi makan klien kembali seperti biasa saat sehat
Intake dan Output seimbang

-          Anjurkan klien minum air
hangat terlebih dahulu  sebelum makan




-          Berikan makanan dalam porsi hangat sedikit tapi sering





-          Siapkan pemberian therapy sesuai dengan advis dokter

-          Dengan menganjurkan klien untuk minum air hangat,
sebelum makan
diharapkan makanan bisa
masuk dan HCL lambung bisa
terkontrol
-          Dengan memberikan makanan dalam
porsi hangat,
sedikit tapi sering diharapkan dapat memenuhi intake
nutrisi yang
adekuat




-          Dengan menyiapkan therapi sesuai
dengan advis
dokter diharapkan
dapat mengurangi
rasa mual dan
muntah.
5 November 2011
Pukul 14:50 WIB
-          Menganjurkan
klien untuk
minum air hangat sebelum makan




-          Memberikan makanan dengan porsi hangat, dan sedikit tapi sering







-          Membantu menyiapkan pemberian therapi
Sesuai advis
dokter.
05 November 2011
Pukul 17:15 WIB

S: klien mengatakan
masih mual

O: klien masih lemas

A: gangguan
Pemenuhan
kebutuhan nutrisi
belum teratasi

P: lanjutkan
Intervensi

3.
Gangguan rasa aman cemas sehubungan dengan khawatir akan penyakitnya
DS:-Klien
mengatakan
khawatir akan
penyakitnya
DO:-Klien tampak
        murung
-Klien tampak
gelisah
-Klien selalu
bertanya tentang
kesembuhan
penyakitnya
Dalam waktu 1 x 24 jam gangguan rasa aman cemas dapat teratasi dengan kriteria :
-          Klien yakin akan sembuh
-          Klien tidak gelisah
-          Klien tidak bertanya lagi tentang penyakitnya


-          Kaji tingkat
kecemasan klien





-          Beri penjelasan tentang kondisi
Penyakitnya










-          Dengan mengkaji
tingkat kecemasan
klien, di harapkan
perawat dapat
mengetahui sejauhmana kecemasan klien

-          Dengan memberi
Penjelasan tentang kondisi penyakitnya di
harapkan agar
klien
tahu tentang
penyakitnya dan
rasa cemas
berkurang


05 november 2011
Pukul 15:00WIB

-          Mengkaji tingkat kecemasan klien






-          Memberikan penjelasan tentang
kondisi dan
penyakitnya



05 November
Pukul 16:00 WIB

S: klien mengatakan
masih khawatir
akan penyakit
O: -klien masih
murung
-klien masih
gelisah
-klien masih
bertanya tentang   kesembuhannya
A: masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
Intervensi
4.
Gangguan pola istirahat tidur sehubungan dengan adanya panas
DS;-Klien mengatakan
susah tidur pada
malam hari
-Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari
DO:-Klien lemah
-Conjungtiva anemis
-Sklera mata merah
Dalam waktu 1 x 24 jam gangguan pola istirahat tidur dapat teratasi dengan kriteria :
-          Klien mengatakan tidur nyenyak
-          Klien tidak terbangun lagi pada malam hari
-          Conjungtiva tidak pucat
-          Sklera mata putih
-          Klien segar



-          Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman







-          Anjurkan kepada keluarga klien untuk merapikan dan membereskan tempat tidur klien



-          Dengan menciptakan
lingkungan yang
tenang dan
nyaman
diharapkan klien
dapat tidur dengan
tenang dan
nyenyak


-          Dengan
menganjurkan
      kepada keluarga                
      klien untuk
merapihkan
tempat tidur klien
diharapkan klien
dapat tidur
nyenyak dengan
nyaman
05 november 2011
Pukul 18:30 WIB


-          Beri tahu
keluarga
Klien agar bisa
menciptakan lingkungan yang
nyaman,
membatasi jumlah
pengunjung


-          Menganjurkan kepada klien dan keluarga klien
untuk merapihkan
tempat tidur klien
5 november 2011
Pukul 19:30 WIB
S: klien mengerti
dengan apa yang
disampaikan oleh
perawat
O:-klien lemah

-konjungtiva merah
-sclera merah
A: masalah teratasi
sebagian

P: lanjutkan
Intervensi


Catatan Perkembangan
Nama                           : Tn. M                                                No Rm                        : 14519
Umur/Jenis kelamin     : 21 thn                                                Ruang              : Tulip 1
No
Tanggal
DP
Catatan perkembangan
Pelaksana
1






































2.
06-11-11






































07-11-11
I














II













III




IV




I




II

S: klien mengatakan panasnya berkurang

O: tubuh klien terasa panas
Suhu tubuh 38° C
A: Gangguan pengaturan suhu tubuh teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi
-observasi TTV tiap 3 jam
-berikan kompres hangat
-siapkan untuk pemberian therapy sesuai advis dokter

I: -mengobservasi TTV tiap 3 jam
-Memberikan kompres hangat
-Membantu menyiapkan therapy sesuai advis dokter
S: Klien mengatakan mual berkurang
O: -Klien masih lemas
-Makan habis ¼ porsi/hari
A: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-anjurkan klien untuk minum air hangat
 terlebih dahulu sebelum makan
-Sajikan makanan dalam porsi hangat dan berikan
sedikit tapi sering
I:-Menganjurkan klien untuk minum air hangat
sebelu mmakan
-Menyajikan makanan dalam porsi hangat dan
berikan sedikit tapi sering
S: Klien mengatakan tidak khawatir lagi akan
Penyakitnya
O:-Klien tidak gelisah
-Klien tidak murung
A: Gangguan rasa aman cemas teratasi
S: Klien mengatakan tidur nyenyak
O:-Sclera putih
-konjungtiva tidak anemis
A: Gangguan pola istirahat tidur teratasi

S:-Klien mengatakan sudah tidak merasa panas lagi
O: Suhu tubuh klien menurun
-suhu tubuh klien 36,5 C
A: Gangguan pengaturan suhu tubuh teratasi

S: Klien mengatakan nafsu makan bertambah
O: Makan habis 1 porsi/1x makan
A:Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi


S: Klien mengatakan nafsu makan bertambah
O: Makan habis 1 porsi/1x makan
A:Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi

Kelompok 6














Kelompok 6













Kelompok 6




Kelompok 6




Kelompok 6




Kelompoik 6
BAB IV
PEMBAHASAN
A.    PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas kesenjangan antara teori dengan kasus nyata serta faktor-faktor penghambat dan faktpr pendukung yang ada, adapun kesenjangan yang ada pada kasus Tn. M dengan gangguan pengaturan suhu tubuh akibat thypoid adalah sebagai berikut :
1.      Pengkajian
Secara teori dalam pengumpulan data di lakukan bahwa bisa terjadi kepada siapa sajah tanpa mengenal faktor usia, jenis kelamin. Hal ini terbukti dengan kasus Tn.M dengan jenis kelamin laki-laki dan usianya 21 tahun. untuk penyebab klien datang ke rumah sakit karena badan klien panas dan klien mual terkadang disertai muntah, susah tidur dengan demikian pemberian therapy obat untuk menurunkan panas klien dan untuk menghilangkan rasa mual dan muntah adapun gejala lain yang ada dalam teori tidak terjadi pada klien karena keluhan klien belum begitu berat.
Pada pengkajian tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, respirasi,suhu ditemukan data yang menyimpang, karena Tn. M dalam keadaan kurang baik
Adapun hal yang mendukung penulis dalam tahap pengkajian adalah sebagai berikut:
a.      

43
Adanya respon positif dari klien dan sodara klien yang memudahkan dalam proses pengumpulan data
b.      Dukungan dan bimbingan perawat ruangan tentang keadaan klien dan pengguanaan fasilitas di ruangan yang mendukung kelancaran dalam  pengkajian
c.       Saran dan bimbingan dari pembimbing terhadap kasus yang penulis peroleh
Adapun bebnerapa faktor penghambat dalam pengkajian ini adalah sebagai berikut:
a.       Dalam melakukan pengkajian waktu yang diberikan hanya sedikit
b.      Buku referensi yang kurang sehingga penulis mengalami kesulitan dalam melakukan pengumpulan data
2.      Diagnosa Keperawatan
Pada teori terdapat sejumlah masalah keperawatan tetapi tidak semua masalah tersebut muncul karena hal tersebut disebabkan perumusan diagnosa keperawatan tergantung pada keadaan klien. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
1.      Gangguan pengaturan suhu tubuh sehubungan dengan adanya proses penyakit , ditemukan data yang menyimpang dan dapat teratasi
2.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan kurangnya pengetahuan pemasukan makan ditemukan data yang menunjang dan dapat teratasi
3.      Gangguan rasa aman cemas sehubungan dengan kuramgnya pengetahuan klien tentang penyakitnya ditemukan data menyimpang, dan dapat teratasi
4.      Gangguan pols istirahat tidur sehubungan dengan adanya panas ditemukan data menyimpang dan dapat teratasi
Sedangkan diagnosa yang tidak muncul adalah sebagai berikut :
1.   Ganggua pola aktivitas sehari-hari sehubungan dengan klien bisa beraktivitas dengan baik tanpa ada gangguan
2.  Ganggua personal hygine sehubungan dengan ti gangguan dan kelainan pada klien
3.      Perencanaan
Perencanaan pada klien dengan gangguan pengaturan suhu tubuh akibat thypoid adalah sebagai berikut : 
1.      Ganggua pengaturan suhu tubuh akibat terjadinya proses infeksi dapat teratasi atau suhu tubuh kembali  normal denganmemberikan therapy dan kompres hangat.
2.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi akibat adanya rasa mual dapat teratasi atau mual hilang dangan memberikan therapy sesuai advis dokter
3.      Gangguan rasa aman cemas akibat kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya, sehingga rasa cemas klien berkurang dan klien jadi tahu tentang penyakitnya dan tidak khawatir lagi.
4.      Gangguan pola istirahat tidur sehubungan dengan adanya panas, tidur klien menjadi nyenyak dan dapat tidur sesuai kebutuhan
4.     Pelaksanaan
Pelaksanaan pada klien dengan gangguan sistem pengaturan suhu tubuh : thypoid adalah sebagai berikut :
a. Membantu persiapan dalam pemberian teraphy sesuai dengan advis dokte,r supaya panas dan rasa ingin mual dan muntah hilang.
b. Memberika kompres hangat kepada klien dengan suhu  ± 32° C diharaapkan panas      dapat turun dan kembali normal.
c.  Menganjurkan kepada klien untuk minum air hangat sebelum makan, diharapkan dapat menetralkan asam lambung yang meningkat.
d. Memberikan penjelasan kepada klien tentang penyakitnya supaya klien tahu tentang penyakitnya dan keadaannya dan rasa khawatir tentang kesembuhannya hilang.
e. Menganjurkan kepada keluarga klien dan klien agar selalu membereskan tempat tidur klien agar klien nyaman untuk tidur.
5.      Evaluasi
            Merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan, dimana dalam tahap ini penulis dapat mengevaluasi asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn. M selama 4 hari, dari tanggal 05 sampai 08 November 2011, masalah keperawatan yang mencatat klien dapat diatasi adalah sebagai berikut :
a.       Gangguan pengaturan suhu tubuh
b.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
c.       Gangguan rasa aman cemas
d.      Gangguan pola istirahat tidur



BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1.      KESIM PULAN
            Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan pengaturan  suhu tubuh : thypoid dari tanggal 05 s/d 08 November 2011 dengan menggunakan proses, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Dalam memberikan asuhan keperawatan, diperlukan peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan baik dari segi promotif, preventif dan rehabilitatif. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, agar pengobatan dan perawatan yang diberikan berjalan dengan baik, maka perlu diberikan asuhan keperawatan yang menyeluruh, ke arah dan berkesinambungan
2.      Dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mempercepat proses penyembuhan pada klien dilaksanakan melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi bio-psiko-sosial dan spiritual serta hasilnya dapat di dokumentasikan dalam bentuk karya tulis
3.      Dari hasil pengumpulan data dan analisa, maka penulis menemukan permasalahan pada klien dengan gangguan pengaturan suhu tubuh : thypoid yang berupa
a.                   Gangguan pengaturan suhu tubuh
b.                  Gangguan pemenuhan kebutuhan pola nutrisi
c.                   Gangguan rasa aman cemas
d.                 
47
Gangguan pola istirahat tidur
  Untuk mengatasi masalah tersebut maka harus ada kerja sama yang baik antara perawat dan tim kesehatan lain begitu pula dengan klien dan keluarganya sehingga masalah dapat teratasi dengan tujuan yang diharapkan
1.      Pelaksanaan asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan perencanaan yang telah ditegakan serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
2.      Evaluasi yang dibuat untuk menilai kemajuan keadaan klien disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan pada Tn. M dengan gangguan sistem pengaturan suhu tubuh, gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, gangguan rasa aman cemas dan gangguan pola istirahat tidur.
2.      REKOMENDASI
Rekomendasi untuk pengelolaan klien dengan gangguan pengaturan suhu tubuh : thypoid adalah sebagai berikut
1.      Untuk perawat
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan sebaiknya perawat memiliki rasa tanggung jawabnya masing-masing dalam mengatasi masalah sehingga kebutuhan dasar klien terpenuhi. Kerja sama yang telah terjalin dengan tim kesehatan lainnya harus tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan. Dalam penanganan gangguan sistem pengaturan suhu tubuh : thypoid  khususnya, umumnya untuk penyakit lainnya ke sterilan alat harus tetap terjaga, sehingga kualitas pelayanan keperawatan profesional yang merupakan tujuan utama dari asuhan keperawatan.



2.      Untuk klien
                        Dengan telah terjalinnya kerjasama antara klien dengan team kesehatan lainnya harus tetap diperhatikan dan keadaan sekarang harus tetap baik sehingga penyakit yang diderita dapat disembuhkan juga kebersihan diri harus dijaga dan ditingkatkan
3.      Untuk keluarga klien
Berikan sufort mental supaya klien merasa didukung dan kebersihan diri klien dibantu apabila klien tidak mampu tindakan kebersihan diri.
4.      Untuk Instansi RS. Guntur Garut
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di wilayah Garut harus adanya kerjasama antara rumah sakit lain, agar terbentuknya kerjasama yang baik di bidang kesehatan. Lebih di tingkatkan lagi peleyanan dan terapkan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Di harapkan dapat memperlengkap sarana dan prasarana yang di butuhkan seperti Alat Pendeteksi Penyakit malaria di Laboratorium.
5.      Untuk SMK.Kes Bhakti Kencana Garut
Diharapkan dapat menperlengkap sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh Siswa Siswi SMK Kes Bhakti Kencana Garut seperti mendirikan Perpustakaan sebagai tempat sumber buku untuk dijadikan panduan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.